Jerome Powell Tegas Tolak Perintah Mundur dari Trump, Apa Alasannya?

cryptodewa

cryptodewa.com Jerome Powell, Gubernur The Federal Reserve (The Fed), membuat pernyataan tegas dan mengejutkan: Ia tidak akan mundur dari jabatannya meski Presiden terpilih AS, Donald Trump, memintanya untuk mengundurkan diri. Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung Kamis (07/11), Powell dengan lugas menjawab pertanyaan wartawan, “Tidak,” dilaporkan oleh Bloomberg.

Langkah Powell ini dinilai penting oleh para ahli keuangan dan akademisi, termasuk Ilmuwan dari University of Pennsylvania, Peter Conti-Brown. Menurut Conti-Brown, sikap Powell mencerminkan upaya untuk menjaga independensi The Fed dari tekanan politik yang berlebihan, terutama yang berpotensi datang dari Gedung Putih. Powell pun dengan jelas menyatakan bahwa pemecatan dirinya tidak mungkin terjadi karena bertentangan dengan undang-undang yang mengatur independensi bank sentral.

Hubungan panas antara Trump dan Powell bukanlah hal baru. Sejak Powell mulai memimpin The Fed pada 2017, ia kerap menjadi sasaran kritik pedas Trump di berbagai kesempatan publik. Kritik ini berakar pada perbedaan pandangan kebijakan moneter, dengan Trump sering kali menginginkan pemangkasan suku bunga lebih agresif.

Ironisnya, Powell justru ditunjuk oleh Trump sendiri sebagai Gubernur The Fed pada tahun 2018, dengan masa jabatan yang berlaku hingga 2026. Kini, ketegangan politik ini kembali memanas, menjadikan Powell sebagai simbol perjuangan menjaga stabilitas ekonomi di tengah tekanan politik. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Semua mata kini tertuju pada langkah Trump dan strategi Powell berikutnya.

cryptodewa

Trump Kembali ke Gedung Putih? Investor Bitcoin dan Emas Bisa Berpesta!”

Donald Trump kembali mencuat ke panggung politik Amerika Serikat, dan investor Bitcoin serta emas mungkin bakal menikmati momen gemilang jika mantan Presiden ini kembali ke Gedung Putih. Proyeksi ini bukan hanya spekulasi belaka; analis dari JPMorgan, salah satu perusahaan perbankan terbesar di dunia, meyakini bahwa kemenangan Trump bisa menjadi pemicu reli besar pada dua aset yang dikenal sebagai safe-haven ini.

Bitcoin telah menunjukkan tren positif yang luar biasa. Pasar kripto global merespons dengan optimisme tinggi setelah munculnya peluang Trump kembali ke kursi kepresidenan. Data dari CoinMarketCap menunjukkan bahwa setelah Pilpres AS, nilai Bitcoin melonjak hingga mencapai US$75.000, rekor tertinggi sepanjang masa. Dalam waktu 30 hari terakhir saja, aset digital ini telah mengalami kenaikan nilai lebih dari 19%, memberikan keuntungan besar bagi para pemegang kripto yang telah lama bertaruh pada potensinya.

Mengapa kemenangan politik Trump mampu mendorong Bitcoin? Sebagian besar analis menilai bahwa kebijakan Trump selama masa jabatannya cenderung memberikan ketidakpastian ekonomi, yang pada akhirnya mendorong minat terhadap aset non-tradisional seperti Bitcoin. “Investor melihat Bitcoin sebagai bentuk perlindungan nilai yang andal di tengah ketidakstabilan pasar global dan kebijakan ekonomi yang tidak pasti,” ujar salah seorang analis dari JPMorgan.

Namun, Bitcoin bukan satu-satunya pemenang di skenario ini. Logam mulia seperti emas juga menunjukkan potensi besar untuk mencatat reli. Meskipun hingga kini harga emas belum mencatat rekor baru seperti Bitcoin, aset ini terus merangkak naik mendekati level harga US$2.700 per troy ounce. Analis dari JPMorgan berpendapat bahwa faktor pembelian emas oleh bank sentral di seluruh dunia menjadi elemen kunci yang akan membentuk tren harga logam mulia ini hingga tahun 2025. Bank sentral yang memegang emas sebagai cadangan memberikan dorongan besar terhadap permintaan global, sekaligus menciptakan kestabilan harga yang dinamis.

Kebijakan Ekonomi Trump dan Dampaknya pada Pasar

Kebijakan ekonomi Trump yang seringkali dianggap kontroversial oleh banyak kalangan dapat menjadi salah satu pendorong utama reli aset safe-haven. Pandangan skeptis terhadap regulasi bank sentral, penurunan pajak, dan perang dagang yang ia inisiasi sebelumnya turut memengaruhi persepsi pasar. Investor besar cenderung mengalihkan sebagian kekayaannya ke dalam aset yang tidak terpengaruh oleh kebijakan pemerintah langsung, seperti Bitcoin dan emas, untuk memitigasi risiko.

Menurut JPMorgan, jika Trump kembali berkuasa, volatilitas di pasar finansial dapat meningkat, sehingga menarik lebih banyak investor ke dalam aset yang dianggap aman. Selama masa pemerintahannya yang pertama, Trump kerap menciptakan ketegangan geopolitik dengan kebijakan luar negerinya yang agresif, sehingga memunculkan ketidakpastian yang dapat berdampak besar pada pasar saham. Saat pasar saham berfluktuasi, Bitcoin dan emas menjadi tujuan pelarian para investor yang mencari kestabilan nilai.

Apakah Bitcoin dan Emas Merupakan Aset Masa Depan?

Kedua aset ini sering menjadi topik perdebatan. Sebagian kalangan meyakini bahwa Bitcoin memiliki potensi jangka panjang sebagai ’emas digital,’ sebuah aset yang lebih mudah diakses dan diperdagangkan di seluruh dunia tanpa batasan geografis. Adopsi institusional terhadap Bitcoin juga terus meningkat, dengan perusahaan besar seperti Tesla dan MicroStrategy yang telah menambahkan Bitcoin ke neraca mereka.

Di sisi lain, emas tetap menjadi aset yang terbukti selama ribuan tahun sebagai pelindung nilai, terutama di masa krisis ekonomi dan politik. “Emas adalah aset klasik, sementara Bitcoin adalah inovasi. Keduanya memiliki daya tariknya masing-masing,” ungkap seorang ekonom pasar senior di JPMorgan. Kombinasi dari permintaan institusional terhadap emas dan kepercayaan generasi milenial terhadap Bitcoin menciptakan diversifikasi yang unik dalam portofolio investor modern.

Baca juga:

Pandangan Investor ke Depan: Apa yang Harus Diperhatikan?

Bagi para investor, kemenangan Trump di Pilpres AS bukan sekadar ajang politik, tetapi menjadi momen penting yang dapat mengubah strategi investasi global. Pasar kripto, yang telah menunjukkan volatilitas tinggi, mungkin akan terus menawarkan peluang besar dengan risiko yang setara. Bagi investor emas, aset ini tetap menjadi pelindung nilai yang aman dalam menghadapi ketidakpastian.

Namun, pertanyaannya adalah: akankah reli Bitcoin dan emas ini berlanjut, atau apakah ini hanya efek sementara dari berita politik? Analis memperingatkan bahwa meskipun prospek keuntungannya besar, investor tetap harus waspada terhadap volatilitas yang tinggi dan ketergantungan pada faktor geopolitik. “Kita mungkin melihat pergerakan cepat dan perubahan drastis di pasar, terutama jika kebijakan ekonomi berubah seiring kemenangan politik,” jelas salah satu analis.

Trump kembali ke Gedung Putih mungkin akan menjadi momen besar bagi pasar finansial global. Bagi para investor Bitcoin dan emas, ini adalah peluang yang tidak boleh diabaikan. Kedua aset ini menawarkan perlindungan nilai yang signifikan dalam menghadapi gejolak politik dan ekonomi, serta menjadi simbol ketahanan finansial dalam menghadapi ketidakpastian.

Siapkah Anda meraih keuntungan dari tren ini? Pantau terus pergerakan pasar, dan bersiaplah untuk mengambil langkah strategis.