Bitcoin Terkoreksi Awal April 2025, Apa yang Harus Dilakukan?

Bitcoin

Cryptodewa.com –  Memasuki minggu pertama April 2025, pasar kripto kembali diterpa gelombang koreksi. Bitcoin (BTC) yang sempat menunjukkan performa menjanjikan di akhir pekan, kini tertekan dan bergerak di kisaran Rp 79 juta. Koreksi ini tak hanya menimpa BTC, melainkan juga altcoin besar seperti Ethereum, Solana, XRP, dan Cardano yang turun antara 7% hingga 16%.

Tekanan ini dipicu oleh kombinasi antara aksi ambil untung, sentimen makroekonomi global, dan kebijakan ekonomi baru dari Amerika Serikat yang sedang jadi sorotan dunia.

Bitcoin

Rangkuman Data Ekonomi Global Hari Ini

Hari ini, kalender ekonomi menampilkan berbagai rilis data penting dari beberapa negara besar, termasuk:

  • Jepang: Cadangan devisa (foreign reserve) dan confidence index

  • Indonesia: USD reserve nasional

  • Inggris: Suku bunga KPR (mortgage rate)

  • Uni Eropa & AS: Retail sales dan lelang obligasi jangka pendek

Meskipun sebagian besar data tersebut tak berdampak besar secara langsung terhadap dolar AS, tetap saja investor memantau ketat pergerakan global karena bisa memberi sinyal ke arah suku bunga dan inflasi jangka panjang.

Kebijakan Tarif Trump Bikin Geger Pasar Dunia

Presiden Donald Trump kembali membuat keputusan yang mengguncang pasar: tarif pajak ekspor hingga 32% diberlakukan sejak 6 April 2025. Kebijakan ini memicu gelombang ketidakpastian, terutama di negara-negara berkembang yang selama ini sangat mengandalkan ekspor ke Amerika.

Beberapa dampak langsung dari kebijakan ini antara lain:

  • Meningkatnya inflasi karena biaya impor naik

  • Produk lokal terancam jika tidak bisa bersaing

  • Ketergantungan terhadap impor asing

  • Intervensi ekonomi oleh negara luar meningkat

Namun, di sisi lain, ada potensi jangka panjang berupa penguatan industri lokal dan pergeseran struktur perdagangan global. Hal ini bisa menjadi titik awal bagi banyak negara untuk memperkuat produksi dalam negeri.

Rupiah Melemah dan Investor Asing Cabut dari Pasar

Kondisi domestik juga tidak terlalu menggembirakan. Nilai tukar rupiah nyaris tembus Rp 17.000/USD, yang menandakan pelemahan signifikan. Beberapa penyebabnya antara lain:

  • Kasus korupsi dan kontroversi undang-undang baru

  • Keluar masuknya investor asing dari bursa saham Indonesia

  • Inflasi dalam negeri yang belum terkendali

Investor asing cenderung menarik dananya karena tingkat kepercayaan terhadap pasar Indonesia mulai menurun. Akibatnya, IHSG pun terkoreksi, memperparah tekanan terhadap mata uang rupiah.

Safe Haven Menjadi Pilihan Rasional

Dengan kondisi seperti ini, banyak analis menyarankan investor mulai mencari safe haven atau tempat berlindung untuk aset mereka. Beberapa instrumen yang dianggap aman antara lain:

  • Emas

  • Properti (khususnya tanah)

  • Barang-barang berharga seperti logam mulia

Investasi di saham dan kripto saat ini dinilai sangat berisiko. Maka dari itu, diversifikasi menjadi langkah penting untuk menjaga nilai kekayaan, apalagi jika inflasi terus meningkat dan daya beli masyarakat melemah.

Bitcoin Masih Ikuti Gerak S&P 500

Menariknya, meski kripto dikenal sebagai aset alternatif, pergerakan Bitcoin masih sangat berkorelasi dengan S&P 500, indeks saham terbesar di AS. Penurunan S&P sebesar 6% di hari Jumat lalu baru direspons oleh Bitcoin di hari Minggu dan Senin dini hari, yang menandakan lagging indicator.

Saat ini, Bitcoin masih berada dalam tekanan seller dan berada di area support krusial Rp 77 juta. Jika support ini jebol, potensi penurunan hingga ke kisaran Rp 66 juta–Rp 60 juta terbuka lebar.

Prospek Juni 2025: Harapan atau Sekadar Ilusi?

Meski April dan Mei terlihat berat, ada sedikit harapan datang dari proyeksi The Fed yang direncanakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Juni 2025. Dengan probabilitas sebesar 66%, pasar mungkin mulai merespons positif sejak pertengahan Mei.

Namun, perlu diingat juga bahwa Mei dikenal sebagai bulan koreksi. Istilah “Sell in May and Go Away” bukan tanpa alasan. Jika banyak aksi jual terjadi, bisa jadi bulan Juni justru menjadi peluang beli besar-besaran, bukan malah awal krisis.

Tron Tampil Kuat di Tengah Koreksi Altcoin

Di tengah koreksi besar-besaran altcoin, satu nama yang menonjol adalah Tron (TRX). Saat altcoin lain terkoreksi dua digit, Tron hanya turun 2,8%, bahkan lebih kuat dibandingkan Bitcoin dalam pergerakan jangka pendek.

Ini menunjukkan bahwa meski pasar sedang bearish, ada beberapa aset digital yang tetap menunjukkan kekuatan teknikal.

Baca Juga :


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apakah saat ini waktu yang tepat untuk membeli Bitcoin?

Belum tentu. Saat ini BTC sedang berada di fase koreksi dan berada di area support kritis. Lebih bijak menunggu konfirmasi arah tren sebelum masuk ke market.

2. Apakah tarif pajak Trump akan berdampak langsung ke pasar kripto?

Dampaknya tidak langsung, tapi sentimen negatif dari perang dagang dapat membuat investor lebih berhati-hati dan mengurangi risiko di aset spekulatif seperti kripto.

3. Bagaimana cara melindungi nilai rupiah dari inflasi?

Beberapa alternatif yang bisa dipertimbangkan adalah investasi pada emas, tanah, atau aset berwujud lainnya yang nilainya lebih stabil dalam jangka panjang.

4. Kapan waktu yang tepat untuk kembali masuk ke pasar?

Waktu terbaik untuk masuk ke pasar biasanya adalah saat harga sudah membentuk pola reversal yang kuat, atau ketika ada dukungan fundamental positif seperti pemangkasan suku bunga atau data ekonomi yang membaik.


Disclaimer

Informasi dalam artikel ini bersifat edukatif dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat keuangan. Semua keputusan investasi merupakan tanggung jawab masing-masing individu. Selalu lakukan riset menyeluruh dan konsultasi dengan penasihat keuangan sebelum mengambil keputusan investasi. Pasar kripto sangat volatil dan dapat berubah dengan cepat.